Katapublik Labuhanbatu, Menjelang Pilkada serentak yang akan berlangsung pada November mendatang, Muslim Nasution selaku ketua Aliansi Pergerakan Mahasiswa Intlektual (APMI) Labuhanbatu raya ingatkan masyarakat Labuhanbatu tentang bahaya politik uang di setiap daerah terkhususnya daerah pesisir Kabupaten Labuhanbatu.
“Esensi dari serangan fajar ini kan money politik yang kemudian itulah yang menjadi penyakitnya, menggerogoti demokrasi kita dan itu juga tidak ada aspek pembelajarannya kepada masyarakat,” kata Muslim Nasution kepada wartawan di warung kopi, kamis (15/08/2024).
“Saat ini kita jarang sekali melihat adanya calon (politisi) yang ditangkap atau diadili karena membagi uang kepada masyarakat. Sedangkan fenomena ini sangat umum kita temui. Nah kalau ini dibiarkan terus, politik uang semakin masif dan tidak terkendali lagi,” jelasnya.
Selain politik uang, pilkada langsung dianggap banyak menimbulkan korban baik dari rakyat, kata dia, kita berkaca kepada kepala daerah yang sempat menjadi pembahasan warga, dalam kasus korupsi dan gagal memimpin Kabupaten Labuhanbatu.
Lanjutnya, “Politik berbiaya mahal sebagian besar untuk membeli suara, vote buying. Ada yang namanya ‘serangan fajar’, kadang juga disebut ‘serangan dhuha’. Pilkada yang akan mendatang harus dikawal betul agar suaranya benar-benar digunakan untuk memilih calon Kepala Daerah,” tuturnya.